I didn't hear what you were saying
I live on raw emotion baby
I answer questions never maybe
And I'm not kind if you betray me
So who the hell are you to say we
Never would have made it babe
If you needed love
Well then ask for love
Could have given love
Now I'm taking love
And it's not my fault
Cause you both deserve
What is coming now
So don't say a word
Wake up call
Caught you in the morning with another one in my bed
Don't you care about me anymore?
Care about me?
I don't think so.
Six foot tall
Came without a warning so I had to shoot him dead
He won't come around here anymore
Come around here? I don't think so.
Would have bled to make you happy
You didn't need to treat me that way
And now you beat me at my own game
And now I find you sleeping soundly
And your lovers screaming loudly
Hear a sound and hit the ground
Sabtu, 30 April 2011
Jumat, 22 April 2011
23 April 2011 (sabtu)
pagi pagi....rupanya sang mentari malu - malu bangun dari bilik sang horizon.....jam 06:00 pagi, ku tarik lagi selimut yang dari semalem menutupi tubuh ku.dingiiiiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnnnn...............Rinti - rintik hujan turun dari langit terdengar kencang sekali di atas atap, rupanya gerimis pagi mengguyur Surabaya!!!!
Selasa, 05 April 2011
hanya untuk mu
biarlah titik-titik gerimis satu-satu masih turun
daun-daun basah
dan
gelisahku masih,
berenang di antara detak air jatuh
di atas genting
malam terus mengalir
gelap terus mengalir
dingin terus mengalir
.....
bulan separuh baya, semburat malu-malu
mengerling mata di balik daun buni
sinarnya tak mampu tembusi hati ini
yang tergigil menahan pedih dinginnya sepi
lupa waktu
tangan-tanganku tlah banyak bergetar
ketika kupegangi pulpen itu
mencoba menorehkan kalimat-kalimat
agar
anganku tercatat oleh sejarah
bahwa aku mesih punya harapan
yang belum sempat terselesaikan
helaan napasku
paraunya suaraku
dan bau keringatku mengingatkan
bahwa aku masih berpacu dengan waktu
yang sejak dulu aku sudah mulai di ujung kalimat-Mu
kabut tipis turun lembut
dinginnya menjalar di seluruh luasan pori
aku tetap duduk di sini
memegangi kalimat
asmaul husna
di ujung lidahku
Tuhan
air mata ini
berpadu dengan doaku
untuk-Mu
daun-daun basah
dan
gelisahku masih,
berenang di antara detak air jatuh
di atas genting
malam terus mengalir
gelap terus mengalir
dingin terus mengalir
.....
bulan separuh baya, semburat malu-malu
mengerling mata di balik daun buni
sinarnya tak mampu tembusi hati ini
yang tergigil menahan pedih dinginnya sepi
lupa waktu
tangan-tanganku tlah banyak bergetar
ketika kupegangi pulpen itu
mencoba menorehkan kalimat-kalimat
agar
anganku tercatat oleh sejarah
bahwa aku mesih punya harapan
yang belum sempat terselesaikan
helaan napasku
paraunya suaraku
dan bau keringatku mengingatkan
bahwa aku masih berpacu dengan waktu
yang sejak dulu aku sudah mulai di ujung kalimat-Mu
kabut tipis turun lembut
dinginnya menjalar di seluruh luasan pori
aku tetap duduk di sini
memegangi kalimat
asmaul husna
di ujung lidahku
Tuhan
air mata ini
berpadu dengan doaku
untuk-Mu
Langganan:
Postingan (Atom)